Tantangan Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak di Era Digital
![]() |
Sumber: Foto edit by ChatGPT Image |
Tantangan Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak di Era Digital
Oleh Nor Alita Hana Muf’idaKehadiran teknologi digital membawa banyak kemudahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, di balik semua manfaatnya, ada tantangan baru yang dihadapi orang tua masa kini yaitu bagaimana membentuk karakter anak di tengah derasnya arus informasi dan kecanggihan gawai.
Anak-anak zaman sekarang tumbuh dengan layar di genggaman tangan. Mereka mengenal video, permainan interaktif, dan media sosial sejak usia dini. Hal ini tentu berbeda jauh dengan masa kecil orang tua mereka dulu. Maka, pola pengasuhan pun perlu menyesuaikan tanpa kehilangan arah utama yaitu untuk membentuk pribadi yang berkarakter kuat, empatik, dan bertanggung jawab.
Laksana dua sisi mata uang, tantangan era digital bisa memperkaya pengalaman anak, namun juga membawa dampak yang perlu diwaspadai. Adanya teknologi digital memberikan paparan informasi yang terlalu luas dan cepat. Anak-anak kini bisa menemukan apa saja hanya dengan sentuhan layar. Jika tidak didampingi, mereka bisa tersesat dalam informasi yang belum tentu sesuai tahap usia atau nilai kehidupan yang kita ajarkan. Teknologi memang menghubungkan banyak hal, tetapi jika tidak dikendalikan justru bisa menjauhkan anak dari hubungan sosial seperti berbicara dan bermain bersama secara langsung.
Pengaruh yang sekarang marak terlihat jelas di sekitar kita adalah kecanduan gawai. Ketika penggunaan tidak terkontrol maka gawai dapat membuat anak kehilangan minat terhadap aktivitas fisik, belajar, bahkan waktu bersama keluarga. Tantangan ini mendorong kita sebagai orang tua untuk berpikir lebih kreatif dalam mencari cara menghadapinya, bahkan jika memungkinkan menyelesaikannya dengan bijak.
Solusi yang dapat dilakukan oleh orang tua antara lain sebagai berikut:
Pertama. Bangun komunikasi terbuka. Jadilah teman ngobrol anak, bukan hanya pemberi aturan. Tanyakan apa yang mereka lihat, mainkan, atau yang dipelajari dari internet. Semakin sering berdialog maka akan semakin mudah menanamkan nilai-nilai positif.
Kedua. Terapkan aturan yang jelas dan konsisten. Misalnya, batasi waktu penggunaan gawai, khususkan waktu tanpa layar (screen-free time) dan berikan contoh dengan perilaku serupa dari orang tua.
Ketiga. Arahkan penggunaan teknologi ke hal positif. Gawai bisa jadi alat belajar yang luar biasa jika dimanfaatkan dengan bijak. Pilihkan konten edukatif dengan cara mengajak anak membuat proyek digital bersama atau menggunakan aplikasi yang mendukung kreativitas. Kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah yang saat ini menggalakkan pembelajaran coding AI yang akan diajarkan di sekolah.
Keempat. Kuatkan karakter lewat keseharian. Nilai kejujuran, sabar, bertanggung jawab, dan empati bisa ditanamkan lewat kebiasaan kecil seperti menepati janji, membantu pekerjaan rumah, berbagi dengan saudara, dan menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.
Tantangan menjadi orang tua di era digital memang nyata. Jika kita hadir sebagai pendamping yang penuh pengertian, menetapkan batas yang bijak, dan menjadi panutan yang nyata maka teknologi bukan lagi penghalang. Dengan pendekatan yang hangat, aturan yang jelas, serta keteladanan maka teknologi dapat menjadi sarana positif dalam mendukung perkembangan anak. Pada akhirnya, karakter yang kuat akan menjadi kompas utama anak dalam menavigasi dunia digital maupun nyata.
#griyabelajaralita #20harijadibuku #GuruInspiratif #JoeraganArtikel #day10
Posting Komentar untuk "Tantangan Peran Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak di Era Digital"