Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kunci Membuka Pintu Komunikasi Anak-Orang Tua

Sumber: Foto edit by ChatGPT Image

Kunci Membuka Pintu Komunikasi Anak-Orang Tua
Oleh: Nor Alita Hana Muf'ida

“Kenapa sih anakku tiba-tiba marah-marah? Atau malah diam seribu bahasa?”

Pernah mengalami situasi seperti itu? Tenang, Anda tidak sendiri. Banyak orang tua merasa bingung ketika menghadapi emosi anak yang meledak-ledak atau justru tertutup. Kunci agar komunikasi dengan anak bisa terjalin dengan baik terletak pada bagaimana kita memahami isi hatinya. Kemampuan inilah yang disebut literasi emosi, yaitu keterampilan dalam mengenali, menyebutkan, dan mengelola emosi dengan sehat. Tahukah Anda? Literasi ini tidak tumbuh dengan sendirinya. Anak perlu belajar, dan orang tua berperan besar sebagai gurunya.

Mengapa Literasi Emosi Itu Penting?
Emosi adalah bahasa pertama anak sebelum mereka bisa mengungkapkan pikiran dengan kata-kata. Saat anak menangis, marah, atau tertawa terbahak hal tersebut adalah cara dalam menyampaikan sesuatu. Jika orang tua terbiasa merespons hal tersebut dengan kembali marah-marah, meminta anak untuk diam, atau mengabaikan, anak akan belajar bahwa emosinya tidak penting. Sebaliknya, saat kita mengajak anak berbicara tentang apa yang ia rasakan dengan sikap tenang dan penuh pengertian, kita sedang membangun komunikasi yang hangat dan penuh kepercayaan.

Peran empati orang tua dalam mendukung kemampuan emosi anak akan memberikan pengaruh besar. Misalnya, saat anak kecewa karena mainannya rusak, kita bisa berkata,
"Iya, Ayah/Ibu tahu kamu sedih karena mainanmu rusak. Itu memang menyebalkan, ya".
Ucapan sederhana seperti ini menunjukkan bahwa kita hadir, memahami, dan tidak mengecilkan perasaannya.

Empati adalah kemampuan untuk merasa bersama anak, bukan sekadar tahu apa yang dirasakannya. Empati bukan berarti memanjakan. Menunjukkan bahwa orangtua ikut berempati akan membantu anak mengenal perasaannya dan secara bertahap mengajarkannya bagaimana mengendalikan serta mengungkapkannya secara tepat.

Langkah Sederhana untuk Membangun Literasi Emosi:
Pertama. Berikan Nama untuk Emosi. Ajarkan anak menyebutkan apa yang ia rasakan: “Sedih”, “Marah”, “Kecewa”,atau “Gembira”.

Kedua. Dengarkan Tanpa Langsung Menyalahkan. Biarkan anak mengekspresikan emosinya, lalu bantu arahkan dengan tenang.

Ketiga. Gunakan Cerita atau Buku Anak. Cerita bergambar sangat efektif untuk membantu anak memahami beragam emosi dan cara menghadapinya.

Keempat. Jadilah Contoh. Anak belajar dari melihat. Saat kita mampu menyampaikan emosi dengan baik, mereka akan menirunya.

Membiasakan komunikasi emosional sejak dini maka sebenarnya kita sedang menumbuhkan anak yang tidak hanya cerdas tetapi juga peka, empatik, dan tangguh secara emosional. Selain itu untuk menumbuhkan ikatan yang lebih dalam antara orang tua dan anak.

Jadi, mulai hari ini luangkan waktu untuk berbicara, dengarkan dengan hati, dan temani anak mengenal dunianya, mulai dari apa yang ia rasakan.








 

Posting Komentar untuk "Kunci Membuka Pintu Komunikasi Anak-Orang Tua"